Semangat 17 Agustus: Dari Perlawanan ke Persatuan, Saatnya Membangun Konawe Utara Bersama

oleh -47 Dilihat
Ketgam : Foto bersama Koalisi Rakyat Konut untuk Keadilan Tambang pada saat mengikuti Barisan Devile tingkat Kabupaten Konawe Utara. ( 17/8/2025).

Berkabar.co -Konawe Utara, 17 Agustus 2025 — Momentum Hari Ulang Tahun Republik Indonesia ke-80 bukan hanya sekadar pesta rakyat, tetapi juga refleksi mendalam tentang arti kemerdekaan yang sejati. Hari ini, Saya Bersama Koalisi Rakyat Konawe Utara Untuk Keadilan Tambang ikut ambil bagian dalam Defile bersama pemerintah daerah dan masyarakat. Kehadiran saya sontak mengejutkan banyak pihak, karena selama ini saya dikenal sebagai oposisi keras, aktivis kritis, bahkan pernah merasakan dinginnya jeruji besi selama dua tahun akibat vokal menyuarakan suara rakyat, Ujar Hendrik

Namun, perjalanan hidup telah memberi saya banyak pelajaran. Penjara tidak mematahkan semangat saya, melainkan membuka ruang kontemplasi. Saya sadar, membela rakyat bukan hanya tentang teriak di jalan, tapi juga tentang bagaimana menyiapkan jalan keluar yang nyata. “Batu yang keras sekalipun, bila terus ditetesi air akan berlubang. Demikian juga perjuangan, ia butuh konsistensi, kesabaran, dan arah yang benar,” Ujarnya.

Hari ini ia memilih untuk hadir dengan wajah baru: bukan lagi sekadar pengkritik, tetapi juga pencari solusi. Kritik tetap penting, karena ia ibarat rem dalam kendaraan pembangunan. Namun, tanpa kemudi dan arah, kita hanya akan berputar di jalan buntu. Itulah sebabnya hendrik datang dengan semangat untuk bergandengan tangan, merajut persatuan demi perubahan yang nyata bersama Koalisi Rakyat Konawe Utara Untuk Keadilan Tambang.

Hendrik mengakui, bahwa dulunya ia sering dilihat sebagai sosok yang “frontal”, berhadapan langsung dengan kebijakan pemerintah daerah. Tapi hidup selalu memberi ruang kedua. Ketika Bupati dan Wakil Bupati menyambutnya dengan senyum hangat dalam Defile hari ini, ia melihat isyarat persahabatan dan peluang membangun harmonisasi. Inilah hikmah besar dari kemerdekaan: mengajarkan kita bahwa musuh sejati bukanlah sesama anak bangsa, melainkan ketidakadilan, kemiskinan, dan kerakusan yang merampas hak rakyat,

Lanjut hendrik bahwa Konawe Utara hari ini kaya akan nikel, tapi rakyatnya masih banyak yang miskin. Angka Pendapatan Asli Daerah (PAD) kita tidak sebanding dengan potensi kekayaan yang terkuras. UMKM dan kontraktor lokal belum mendapat tempat terhormat. Laut kita tercemar, tanah kita gundul, masyarakat kita dikorbankan. “Kemerdekaan bukan diukur dari banyaknya tambang yang berdiri, tetapi dari sejauh mana rakyat di tanah tambang itu hidup sejahtera.”

BACA JUGA:  Ketua Komisi I DPRD Konut Apresiasi Polri di HUT ke-79: Tetap Melayani Masyarakat

Oleh karena itu, ia ingin menegaskan: sikap, bukan berubah untuk menjadi penurut, apalagi menjilat. tetapi Hendrik yang sama, tetap aktivis yang pernah dikriminalisasi karena membela rakyat. Bedanya, kali ini ia memilih jalan yang lebih strategis: menjadi mitra kritis pemerintah bersama Koalisi Rakyat Konawe Utara Untuk Keadilan Tambang, bukan musuhnya. Karena dia yakin, kekuatan bangsa ini lahir dari persatuan, bukan perpecahan.

Momentum 17 Agustus ini adalah saat yang tepat untuk menyalakan kembali api kebersamaan. Ia percaya, jika rakyat, pemerintah, Koalisi bisa duduk bersama, maka masalah tambang yang menahun bisa diurai. Bukan lagi dengan teriakan kosong, tapi dengan tawaran solusi konkret, kemitraan berkeadilan, pemberdayaan UMKM, pelibatan kontraktor lokal, dan memprioritaskan tenaga kerja lokal serta pengawasan ketat terhadap setiap izin usaha pertambangan.

Ia juga ingin mengingatkan, “pemimpin yang hebat bukanlah yang takut dikritik, melainkan yang berani menjadikan kritik sebagai cermin untuk memperbaiki diri.” Maka, mari kita jadikan ruang dialog sebagai tradisi baru di Konawe Utara. Karena suara rakyat bukan untuk dibungkam, melainkan untuk dijadikan energi perubahan. Koalisi Rakyat Konawe Utara Untuk Keadilan Tambang hadir sebagai jembatan untuk memastikan suara itu sampai.

Kepada seluruh masyarakat, saya ingin menyampaikan: jangan pernah kehilangan harapan. Penjara, intimidasi, bahkan tekanan politik tidak boleh membuat kita menyerah. Karena sejarah bangsa ini membuktikan, kemerdekaan diraih bukan oleh mereka yang diam, tapi oleh mereka yang berani. “Kesulitan yang kita hadapi hari ini adalah guru yang sedang mengajarkan kita tentang harga diri dan arti perjuangan.” Koalisi adalah rumah bagi harapan itu, rumah untuk rakyat bersuara. Ungkapnya dengan penuh semangat.

Lanjut hendrik, Kepada pemerintah daerah, saya memberikan apresiasi yang tulus atas sambutan hangat Bupati dan Wakil Bupati Konawe Utara. Itu tanda bahwa politik bisa berubah menjadi ruang silaturahmi. Saya percaya, jalan persaudaraan akan lebih panjang usianya daripada jalan perpecahan. Mari kita tinggalkan dendam lama, mari kita buka lembaran baru demi rakyat yang lebih sejahtera, dengan Koalisi Rakyat Konawe Utara Untuk Keadilan Tambang sebagai mitra strategis.

BACA JUGA:  Bupati Konawe Utara, H. Ikbar, S.H., M.H., Hadiri kegiatan Diseminasi RUPTL 2025–2034

Kepada perusahaan-perusahaan tambang, saya ingatkan bahwa mereka hanyalah tamu di tanah Konawe Utara. Jangan pernah lupa bahwa tanah ini punya pemilik sejati, rakyat. Maka hormati rakyat, libatkan pengusaha lokal, UMKM, dan berdayakan tenaga kerja daerah, dan jalankan kewajiban sesuai undang-undang. Koalisi akan terus mengawal implementasi amanat Pasal 124 UU Nomor 3 Tahun 2022, Pasal 151 UU Nomor 2 Tahun 2025, dan Permen Investasi/BKPM Nomor 1 Tahun 2022 agar tidak tinggal di atas kertas.

saya serukan, jangan abaikan suara daerah. Apa artinya negara kaya devisa, bila masyarakat di lingkar tambang masih berebut sesuap nasi? Pasal 124, Pasal 151 UU Minerba, dan Permen Investasi/BKPM Nomor 1 Tahun 2022 sudah jelas, tinggal keberanian untuk menegakkannya. Jangan sampai hukum hanya tajam ke rakyat kecil, tapi tumpul kepada korporasi besar. Di sinilah Koalisi akan berdiri di garis depan, memastikan keadilan ditegakkan.

Hari ini, dalam suasana kemerdekaan, saya ingin mengajak semua pihak: mari kita berani menjemput masa depan. Bukan dengan saling curiga, tetapi dengan saling percaya. Bukan dengan saling menjatuhkan, tetapi dengan saling menopang. Karena bangsa yang besar adalah bangsa yang mampu berdamai dengan masa lalunya, lalu bersama-sama merancang masa depannya. Dan Koalisi siap menjadi ruang kolaborasi rakyat dan pemerintah untuk itu.

Saya berdiri di sini bukan untuk mencari panggung, tapi untuk mengingatkan diri sendiri dan kita semua: perjuangan ini belum selesai. Kemerdekaan sejati bukan hanya bebas dari penjajahan asing, tetapi juga bebas dari penjajahan ketidakadilan di tanah sendiri. Koalisi Rakyat Konawe Utara Untuk Keadilan Tambang adalah kompas yang akan terus mengingatkan kita pada tujuan itu, Tutupnya.

Hidup Rakyat! Hidup Konawe Utara! Hidup Koalisi! Merdeka!

Laporan : Redaksi