Berkabar.co – Konawe Utara. Di Desa Mandiodo, Kecamatan Molawe, deru mesin excavator milik PT Sumber Bumi Putra (SBP) terdengar di tepi pantai—bukan untuk aktivitas tambang, melainkan untuk membantu membangun tanggul darurat melawan abrasi yang telah menggerus garis pantai hingga 80 meter dalam tiga tahun terakhir. Langkah cepat ini menjadi tanda kepedulian perusahaan terhadap keselamatan masyarakat pesisir.
“Abrasi ini bukan sekadar masalah alam. Ini juga akibat dari berkurangnya perlindungan alami pantai. Semua pihak, termasuk perusahaan tambang, pemerintah, dan masyarakat, harus mengambil peran dalam mencari solusi,” ujar Hendrik, Pendiri Koalisi Rakyat Konawe Utara Untuk Keadilan Tambang. (Konawe Utara, 15 Agustus 2025).
Hendrik memberikan apresiasi kepada PT SBP yang telah merespons cepat kondisi di Mandiodo. “Di tengah banyaknya perusahaan yang masih pasif, PT SBP hadir dengan tindakan nyata.
Ini patut menjadi teladan bahwa kepedulian sosial bukan pilihan, melainkan kewajiban moral. PT SBP menunjukkan bahwa perusahaan tambang bisa berkontribusi langsung terhadap keselamatan warga, sekaligus menjaga keberlanjutan lingkungan,” tegasnya.
Koalisi mendorong agar upaya ini diikuti langkah berkelanjutan, seperti rehabilitasi mangrove, pembangunan tanggul permanen, dan kajian teknis perlindungan pesisir.
Proses ini memerlukan sinergi yang kuat antara pemerintah daerah, masyarakat, dan seluruh perusahaan tambang di Konawe Utara.
Dengan kolaborasi yang baik, Mandiodo dan wilayah pesisir lainnya dapat terlindungi dari ancaman abrasi, sambil memastikan kegiatan ekonomi tetap berjalan beriringan dengan kelestarian lingkungan.
Hidup Rakyat!
Selamatkan Mandiodo!
Keadilan Tambang untuk Konawe Utara!
Laporan : Redaksi





