Berkabar.co – Konawe Utara. Kehadiran program Sahabat Hijau Mustika (Sahmi) yang diluncurkan PT Indrabhakti Mustika (IBM) di Kecamatan Langgikima telah mengetuk hati banyak pihak. Acara peluncuran yang dihadiri oleh Camat Langgikima, Danpos Kodim, Kapolsek, para kepala desa/lurah setempat, serta pihak manajemen PT IBM ini menjadi momentum bersejarah yang menegaskan bahwa pembangunan tambang bisa sejalan dengan kepedulian terhadap lingkungan dan masyarakat.
Salah satu suara tulus yang mengalir dari hati masyarakat lahir dari seorang tokoh pemuda lingkar tambang, Jefri Al Fahcriyansah. Ia menilai kehadiran Sahmi bukan sekadar program seremonial, melainkan simbol bahwa perusahaan tambang mampu menghadirkan wajah yang ramah lingkungan, berkeadaban, dan berorientasi pada masa depan masyarakat.
Dalam pandangan Jefri, program ini menunjukkan bahwa dunia usaha tidak hanya berfokus pada ekstraksi sumber daya alam, tetapi juga ikut merawat ekosistem sosial dan ekologis yang menjadi sandaran hidup masyarakat lokal. “Apa yang dilakukan PT IBM adalah bukti bahwa perusahaan hadir bukan hanya untuk mengambil, tetapi juga untuk memberi dan menghidupi,” ujarnya penuh haru.

Secara intelektual, Jefri menekankan bahwa Sahmi merupakan implementasi konkret dari paradigma pembangunan berkelanjutan (sustainable development). Konsep ini menempatkan tiga pilar penting—ekonomi, sosial, dan lingkungan—sebagai satu kesatuan yang tidak boleh dipisahkan. Langkah PT IBM, kata dia, telah memperlihatkan kesadaran mendalam terhadap prinsip tersebut.
Lebih jauh, ia menyebut bahwa program ini sejalan dengan amanat konstitusi dan regulasi lingkungan, khususnya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Kehadiran gerakan penghijauan desa lingkar tambang adalah jawaban terhadap mandat hukum bahwa setiap aktivitas usaha harus memberikan perlindungan terhadap ekologi dan kesejahteraan masyarakat.Jefri juga melihat nilai akademis dalam program Sahmi.
Menurutnya, penanaman pohon, distribusi bibit, edukasi lingkungan, hingga program green school dapat menjadi laboratorium hidup bagi generasi muda. Desa tidak lagi sekadar menjadi lokasi operasi tambang, tetapi juga ruang belajar tentang harmoni manusia dengan alam.

Dalam nada emosional, ia menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam kepada PT IBM. “Sebagai pemuda, saya ingin perusahaan tahu bahwa langkah ini tidak akan terlupakan. Setiap pohon yang tumbuh kelak akan menjadi saksi bahwa pernah ada perusahaan yang menanam harapan di tanah kami,” ucapnya dengan suara bergetar.
Ia menambahkan, penghijauan desa lingkar tambang bukan hanya tentang estetika alam, melainkan tentang martabat manusia. Desa yang hijau, produktif, dan lestari adalah benteng masa depan generasi. Baginya, PT IBM telah menorehkan teladan bahwa industri bisa berjalan beriringan dengan keberlanjutan.
Sebagai seorang pemuda yang lahir dan tumbuh di lingkar tambang, Jefri memahami betul bagaimana industri kerap menimbulkan luka sosial. Namun, ia melihat Sahmi sebagai penawar yang mengobati luka itu. Program ini menghadirkan optimisme baru: bahwa perusahaan bisa menjadi sahabat, bukan lawan, bagi masyarakat.
Jefri juga mendorong agar PT IBM tidak berhenti di tahap awal. Ia berharap gerakan ini terus berlanjut, meluas, dan diperkuat dengan keterlibatan aktif masyarakat. Menurutnya, kolaborasi antara perusahaan, pemerintah, dan masyarakat adalah kunci keberhasilan. “Kalau kita jalankan bersama, maka warisan hijau ini akan menjadi abadi,” tegasnya.
Ia pun menyerukan kepada perusahaan tambang lain agar menjadikan PT IBM sebagai contoh. Dunia usaha, kata Jefri, akan semakin dihargai bukan karena banyaknya cadangan nikel yang dieksploitasi, tetapi karena jejak kebaikan yang ditinggalkan di hati masyarakat.
Dalam perspektif akademis, Jefri menyebut gerakan Sahmi memiliki nilai strategis dalam menginternalisasi kesadaran ekologis ke dalam budaya masyarakat lingkar tambang. Jika diteruskan, program ini akan menghasilkan masyarakat yang bukan hanya penonton, tetapi juga aktor aktif dalam menjaga keseimbangan lingkungan.
Di akhir pernyataannya, Jefri Al Fahcriyansah kembali menekankan rasa bangganya. “Terima kasih PT IBM, karena telah membuat kami merasa dihargai. Bagi kami, ini bukan sekadar gerakan hijau, melainkan gerakan hati. Dan hati masyarakat tidak bisa dibeli, hanya bisa diraih dengan ketulusan. Hari ini, PT IBM telah berhasil meraihnya.”
Laporan : Redaksi









